Tidak terasa, sekarang sudah berjalan
menuju penghujung Bulan Juni. Dimana tahun 2016 ini, Juni yang panas dibasahi
oleh air hujan yang datang tanpa peringatan. Tepat pada bulan ini, tahun lalu,
aku masih lulusan siswa SMP yang belum jelas masa depannya. Dapet sekolah dimana ya? Tahun lalu di
bulan ini, pertanyaan itulah yang kerap memenuhi kepalaku. Tapi sekarang?
Jalanku sudah mantap, pandanganku semakin jelas. Selama setahun ini, tidak
hanya dikenal sebagai ‘Anak ibu-ayah’, aku juga menjadi ‘Anak MP’.Ya. Aku Prabhanika Rahayu
Dharmeswari, dan aku sudah menjadi siswa di SMA impianku dan menjadi anggota
ekstrakulikuler idamanku. Madyapadma Journalistic Club. Menyebut namanya dalam
hati saja sudah menumbuhkan rasa yang aneh, dalam artian yang bagus tentu saja.
Awalnya aku sedikit cemas, bagaimana lolos seleksi ekstra jurnalistik kalau
belum ada pengalaman di bidang itu? Bila kamu berada di posisiku saat itu, aku
yakin kamu akan berpikiran yang sama. Faktanya, aku adalah alumni Gita Suara
Spentri (paduan suara) dan EC 3 (English Club). Sedikitpun tidak pernah aku
menapaki yang namanya bidang jurnalistik. Lomba tulis-menulispun jarang sekali
aku tekuni. Biasanya aku lebih memilih ikut Lomba Paduan Suara, English Debate,
atau Speech Contest. Eits, tapi jangan salah. JJ3 (Journalistic Jepun) adalah
salah satu nama klub jurnalistik yang kondang di kalangan jurnalistik SMP.
Tidak jarang nama klub jurnal andalan Spentri ini didengar memborong piala
dalam 1 ajang perlombaan. Tapi aku bukan salah satu anggotanya.Walaupun memiliki 0 pengalaman di
bidang jurnalistik, hobi menulisku tetap berjalan. Buku harian, puisi, sajak,
itulah jenis-jenis tulisan yang aku sukai. Rumit, tapi artinya sederhana.
Sebelum menjejak di SMA, aku sudah tahu bahwa Trisma amat menghargai prestasi
berupa karya tulis. Kakakku yang merupakan alumni Trisma angkatan 32, Kessi,
sering mengingatkanku untuk rajin-rajin menulis karena karya tulis menjadi
salah satu syarat kelulusan. Tapi apadaya kalau adiknya ini sangat buta dalam
hal penelitian dan karya tulis. Lalu keluarlah 1 nama dari bibirnya. Sebuah
nama yang sudah mengubah cara pandangku dalam kurun waktu setahun.Madyapadma. Ekstra Jurnalistik. Hanya
sebatas itulah pandangan awalku terhadap ekstra ini. Wah, aktif banget ya ekstranya, banyak banget ya kegiatannya, aduh,
prestasinya banyak juga. Itu sekiranya beberapa embel-embel yang dapat aku
bayangkan tentang Madyapadma. Tibalah hari itu, dimana aku sudah menjadi siswa
baru di Trisma, dan hari dimana seluruh ekstra di sekolah melakukan orasi, semacam
pengenalan awal dengan sedikit atraksi sana-sini yang menunjukkan ciri khasnya.
Sekitar 1 jam lebih aku dan teman-teman angkatan 39 menerima panasnya matahari
pagi menjelang siang, duduk manis di lapangan. Akhirnya, kita pindah ke ruang
workshop untuk melihat orasi ekstra yang ‘atraksinya’ membutuhkan situasi
indoor. Ketika melihat orasi ekstra VOG, jiwa paduan suaraku tergugah, dan
sangat tertarik untuk mencentang kolom VOG di kertas pendataan ekstra yang
sudah aku lipat-lipat sedemikian rupa. Namun, orasi ekstra paling terakhir yang
ternyata berhasil mencuri hatiku. Sekitar 50 orang lebih, kebanyakan memakai
kaus merah, sisanya mengenakan jaket merah beraksen hitam. Setelah menonton
beberapa film pendek hasil garapan mereka, aku memutuskan untuk bergabung
dengan ekstra ini. Jadi aku mencentang kolom ekstra jurnalistik, Madyapadma.Hari Sabtu, di ruang kelas XI MIPA 3,
hari pertama di Madyapadma. Berbekal buku kosong dan kotak pensil yang isinya
masih lengkap, aku mengikuti kegiatan pertama di ekstra. Diawali dengan
perkenalan hangat oleh kakak-kakak kelas XI dan XII, aku baru menyadari bahwa
ada banyak sekali bidang di ekstra yang satu ini. Jabatan pengurusnya juga
berbagai macam. Aku sempat mendengar bahwa MP punya bidang radio, dan begitu
perkenalan kelas X, aku sudah membulatkan tekad untuk mempraktekan ilmu public speaking-ku dan mengikuti bidang
radio. Waktu berjalan cepat, hingga pergantian pengurus. Jabatan Pemimpin Umum
MP angkatan XXX VII, Kak Fina diteruskan oleh Kak Yana. Tidak diragukan lagi, bahkan
pada saat orasi pemilihan PU, pidato Kak Yana banyak menuai semangat, khususnya
di angkatanku. Setelah itu, sudah mulai juga kita mengenal kegiatan-kegiatan di
MP. Selain piket (barang bekas dan MPTV), favoritku sekaligus yang mebutuhkan
tenaga banyak adalah kording (koran dinding). Kelompok kording 3 terdiri dari
aku, Iga, Fahreza, Erika, dan Mala. Dill3ma. Begitulah nama yang kita pilih.
Mulai dari menentukan siapa membuat apa, topik, narasumber, layout, dll, kita
berhasil menyelesaikan kording dill3ma yang pertama tepat pada hari ulang
tahunku yang ke-16. Selain itu, untuk di bidang radio kita mendapat pelatihan
khusus selama 3 hari. Seru, dan sangat membuka mata tentang dunia penyiaran.
Tidak lama kemudian, mulai terbentuk jadwal siaran 2 jam berbasis online yang
masih bernama Voice of Madyapadma.Momen favorit MP akhirnya datang
juga. Banyak kisah sudah aku dengar. Mulai dari gelak tawa, tangisan, hingga
ajang menginap demi kelangsungan acara ini. PRESSLIST 7. Begitulah namanya.
Ketika pengumuman panitia untuk Presslist, aku sedikit kecewa karena tidak
terpilih sebagai ketua penyiaran maupun KBRF. Tapi mengingat keadaanku dimana
Presslist bukan satu-satunya fokusku, aku menerima dan dengan cepat beradaptasi
dengan tugas kepanitiaanku sebagai anggota sie penyiaran. Tidak hanya di tugas
panitianya masing-masing, kita juga mendapat tugas menyebarkan proposal,
mencari sponsor, menjaga pendaftaran, dan MP all around. Capek sudah pasti.
Membawa proposal ke seluruh SMP dan SMA se-Bali, sponsor ke segala penjuru,
bengong ketika pendaftar masih sepi, tapi tetap membakar semangat akan melihat
kelancaran Presslist 7. Akhirnya, h-3. Pulang malam, makan tak teratur, tidak
mandi, sudah menjadi kodrat. Tapi semua itu terbayar dengan melihat acara
Presslist yang berjalan lancar selama 2 hari. Aku sebagai penyiar di acara
pembukaan dengan Vira bisa melihat bahwa Presslist berjalan lancar, dan
berlangsungnya acraa bedah buku dimana aku dan Maetha adalah moderatornya juga
tak kalah sukses. Dan untuk pertama kalinya, aku mendapatkan semacam kepuasan
tersendiri.Saat ini, dalam masa-masa PKSTD, aku
merasa jadi orang pesimis sedunia. Mengapa tidak? Banyak sekali pihak lain yang
menurutku sangat cocok menjadi pengurus inti, terutama di bidang radio.
Walaupun sudah memenuhi diri dengan banyak kutipan bijak, motivasi diri, dan
sejenisnya, tetap saja aku merasa bahwa sudah banyak yang pantas mendapatkan
jabatan pengurus inti. Dan sejujurnya, karena tidak suka merasa pesimis, namun
lelah menjadi ambisius, aku telah mengambil keputusan. Bahwa aku akan menikmati
setiap prosesnya dalam PKSTD. Menikmati dan menjalani setiap tugasnya,
mengerahkan seluruh kemampuanku dengan maksimal, dan fokus pada tujuanku saja. Tanpa
mengeluh dan membandingkan diri dengan orang lain. Karena dengan meresapi
segenap idealisme Madyapadma dan segala unsurnya bak menikmati tiap kelopak
bunga teratai, aku sudah merasa lengkap dan utuh. Daripada ribet, mending nyanyi aja . Kumpulan anak muda hebat, kami Madyapadma~~~